Selasa, 01 Maret 2011

Sistem Informasi

1.  Yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan dari elemen - elemen yang saling berinteraksi untuk
      mencapai tujuan tertentu.

2. Perbedaan sistem fisik dan sistem abstrak yaitu :
    a. Sistem fisik adalah serangkaian unsur yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu,sedangkan
        sistem abstrak adalah sistem berupa pemikiran atau ide -ide yang tidak nampak secara fisik.
  •  Contoh sistem fisik  
           1. Sistem komputer, sistem penjualan, sistem akademik, dll. 
  •  Contoh sistem abstrak
           1. Sistem Teologi (Sistem Ketuhanan)

3.  Tipe - Tipe Sistem beserta contohnya yakni :
     1. Sistem deterministic : Sistem yang beroperasi dapat diprediksi secara tepat.
         Contoh : sistem komputer, Sistem Pencernaan pada Manusia, Sistem Tata Surya.
     2. Sistem probalistic : Sistem yang tidak dapat diprediksi dengan pasti karena mengandung unsur 
         probalitas.
         Contoh : Sistem Evapotranspirasi, Sistem Serapan Hara, Sistem Fotosintesis, arisan, stok barang.
     3. Sistem Tertutup : Sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan dengan 
         kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
         Contoh : Reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi,Rumah Hijau, Sistem Manusia.
    4. Sistem Terbuka : Sistem yang terhubung dengan lingkungan dan di pengaruhi oleh lingkungan.
        Contoh : Sistem Perusahaan dagang, Sistem Keorganisasian, Sistem Penawaran.
    5. Sistem Relatif : Sistem yang terisolasi dari lingkungannya dan tidak sama sekali tertutup dalam arti fisik.
        Contoh : Sistem reservasi pesawat terbang, Sistem Akuntansi, Sistem Mesin.

4. Komponen yang membentuk sistem adalah  Komponen sistem informasi  adalah seluruh 
   elemen yang membentuk suatu sistem informasi. Komponen sistem informasi terbagi menjadi dua yaitu 
   komponen Sistem informasi secara fungsional dan sistem informasi  secara fisik:

  1. Komponen Sistem Informasi  Secara Fungsional 
      Komponen sistem informasi adalah seluruh komponen yang berhubungan dengan teknik pengumpulan 
      data, pengolahan, pengiriman, penyimpanan, dan penyajian informasi yang dibutuhkan untuk manajemen, 
      meliputi:
      a. Sistem Administrasi dan Operasional
         Sistem ini melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin seperti bagian personalia, administrasi dan sebagainya 
         dimana telah ditentukan prosedur-prosedurnya dan sistem ini harus diteliti terus menerus agar 
         perubahan-perubahan dapat segera diketahui.
     b. Sistem Pelaporan Manajemen
         Sistem ini berfungsi untuk membuat dan menyampaikan laporan-laporan yang bersifat periodik kepada 
         pengambil keputusan atau manajer.
     c. Sistem Database
         Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi oleh beberapa unit organisasi, dimana
         database mempunyai kecenderungan berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi, sehingga 
         interaksi antar unit akan bertambah besar yang menyebabkan informasi yang dibutuhkan juga akan 
         semakin bertambah.
     d. Sistem Pencarian
         Berfungsi memberikan data atau informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan sesuai 
         dengan permintaan dan dalam bentuk yang tidak terstruktur.
     e. Manajemen Data
         Berfungsi sebagai media penghubung antara komponen-komponen sistem informasi dengan 
         database dan antara masing-masing komponen sistem informasi.

  2. Komponen Sistem Informasi  Secara Fisik
      Komponen Sistem Informasi secara fisik adalah keseluruhan perangkat dan peralatan fisik yang     
     digunakan untuk menjalankan sistem informasi manajemen. Komponen-komponen tersebut meliputi:
     a. Perangkat keras:
         1) Komputer (CPU, Memory)
         2) Pesawat Telepon
         3) Peralatan penyimpan data (Decoder)
     b. Perangkat lunak
         1) Perangkat lunak yang umum untuk pengoperasian dan manajemen data
         2) Program aplikasi
     c. DataBase
         1)  File-file tempat penyimpanan data dan informasi
         2) Media penyimpanan seperti pita komputer, paket piringan.
    d. Prosedur pengoperasian
         1)  Instruksi untuk pemakai, cara yang diperlukan bagi pemakai untuk mendapatkan informasi   
              yang akan digunakan
         2)   Instruksi penyiapan data sebagai input
         3)   Instruksi operasional
   e. Personalia pengoperasian
        1)  Operator
        2) Programmer 
        3)  Analisa sistem
        4)  Personalia penyiapan data
       5) Koordinator operasional SIM dan pengembangannya.

5. Proses untuk mengganti sistem yang lama menjadi sistem yang baru adalah 
     Ada empat metode konversi sistem, yaitu :
     a. Konversi Langsung (Direct Conversion)
     b. Konversi Paralel (Parallel Conversion)
     c. Konversi Bertahap (Phase-In Conversion)
    d. Konversi Pilot (Pilot Conversion)

    A. Konversi Langsung (Direct Conversion)
Konversi jenis ini dilakukan langsung dengan cara menghentikan sistem lama digantikannya dengan sistem baru. Resiko yang besar timbul dengan cara ini, akan tetapi memakai biaya murah. Konversi Iangsung merupakan pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, yang juga disebut pendekatan cold turkey. Dengan sistem ini apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem lama.
Pendekatan atau cara konversi ini akan bermanfaat apabila :
• Sistem tersebut tidak mengganti sistem lain
• Sistem yang lama sepenuhnya tidak bernilai
• Sistem yang baru bersifat kecil atau sederhana atau keduanya
• Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama, dan perbandingan antara sistem-sistem tersebut tidak berarti.
Kelebihan cara ini : relatif murah. Kelemahan : bisa menimbulkan risiko kegagalan yang tinggi. Apabila konversi langsung akan digunakan, aktivitas-aktivitas pengujian dan pelatihan yang dibahas sebelumnya akan mengambil peran yang sangat penting.

    B. Konversi Paralel (Parallel Conversion)
Konversi ini menerapkan dimana sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah pada masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, sehingga sistem lama segera dihentikan. Cara pengunaan sistem ini adalah pendekatan yang paling aman, tetapi paling mahal, karena adanya kegiatan menjalankan dua sistem sekaligus. Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa periode waktu. la kebalikan dari konversi langsung.
Dalam mode konversi paralel, output dari masing-masing sistem tersebut dibandingkan, dan perbedaannya direkonsiliasi. Kelebihan : dapat memberikan derajad proteksi yang tinggi terhadap organisasi dari kegagalan sistem baru. Kelemahan : besarnya biaya untuk pemakaian dua fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut. Ketika proses konversi suatu sistem baru melibatkan operasi paralel, maka orang-orang pengembangan sistem harus merencanakan untuk melakukan peninjauan berkala dengan personel operasi dan pemakai untuk mengetahui kinerja sistem tersebut. Mereka harus menentukan tanggal atau waktu penerimaan dalam tempo yang wajar dan memutus sistem lama.

     C. Konversi Bertahap (Phase-In Conversion)
Konversi ini dengan cara menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru. Apabila ada sesuatu terjadi, bagian yang baru diterapkan dapat diganti kembali dengan yang sistem lama. Masalah dalam modul-modul baru terjadi dapat dipasangkan lagi untuk mengganti modul-modul lama yang lain. Pendekatan dalam sistem ini dapat membuat sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi langsung. Pada netode konversi Phase-in, sistem baru diimplementasikan beberapa kali, yang secara bertahap dan sedikit-sedikit mengganti yang lama sehingga menghindarkan dari risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang cukup bagi pemakai untuk mengasimilasi perubahan. Untuk menggunakan metode phase-in, sistem harus disegmentasi. Aktivitas pengumpulan data baru diimplementasikan, dan mekanisme interface dengan sistem lama dikembangkan. Interface ini memungkinkan sistem lama beroperasi dengan data input baru. Kemudian aktivitas-aktivitas akses database baru, penyimpanan, dan pemanggilan diimplementasikan. Sekali lagi, mekanisme interface dengan sistem lama dikembangkan. Segmen lain dari sistem baru tersebut di-instal sampai keseluruhan sistem diimplementasikan.
Kelebihan sistem ini : mampu memberikan waktu untuk terjadinya perubahan dalam organisasi tertentu sehingga kece[atan dapat diminimasi, dan sumber-sumber pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama periode waktu yang lebih panjang. Kelemahan : memerlukan biaya untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama, dengan daya terapnya terbatas, dan dapat menimbulkan adanya kemunduran semangat di organisasi, karena adanya rasa tidak dapat menyelesaikan sistem.

     D. Konversi Pilot (Pilot Conversion)
Meode ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu untuk menjadi pelopor. Jika cara konversi ini berhasil, maka akan diberlakukan pada tempat-tempat yang lain. Cara ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah. dimana hanya sebagian dari organisasi yang mencoba mengembangkan sistem baru. Beda antara metode phase-in yang mensegmentasi sistem, metode pilot mensegmentasi organisasi. Metode konversi ini lebih sedikit berisiko dibandingkan dengan metode langsung, dan lebih murah dibandingkan dengan metode paralel. Segala kesalahan dapat dilokalisir dan dikoreksi sebelum implementasi lebih jauh ditakukan. Apabila sistem baru melibatkan prosedur baru dan perubahan yang drastis dalam hal perangkat lunaknya, metode pilot ini akan lebih cocok digunakan.
Selain berfungsi sebagai tempat pengujian (test site), sistem pilot juga digunakan untuk melatih pemakai seluruh organisasi dalam menghadapi lingkungan “live” (hidup atau sebenarnya) sebelum sistem tersebut diimplementasikan di lokasi mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar